Udah pada tau definisi lelucon khas oom-oom kan ya? Belum lama ini MBDC mendapat kesempatan wawancara dengan salah satu oom-oom pembuat lelucon khas oom-oom tersebut (malahan, 80% lelucon yang ada di artikel itu adalah bikinan dia). Oh iya, kalau kamu bertanya-tanya kenapa wawancara ini gak dilakukan dalam bentuk video oleh si Ninterview, soalnya dia lagi berhalangan katanya. Gak tau juga apa maksudnya, mungkin lagi dapet.
Wawancara ini MBDC buat dengan tujuan yang sangat mulia sekali loh. Kami pengen banget cari tahu filosofi dibalik lelucon-lelucon khas oom-oom yang sering menyerang kita secara random dan tiba-tiba itu. Syukur-syukur kalo bisa belajar bikin lelucon kayak gitu. Lumayan bisa merambah pangsa pacar pembaca oom-oom. Yaudah, baca aja nih hasil interviewnya!
MBDC: Oom, banyak yang bilang kalau oom itu selalu ngelucu. Oom sendiri ngerasa lucu nggak sih?
Oom-oom: Nggak. Oom nggak ngerasa lucu. Buktinya sekarang Oom nggak ketawa.
MBDC: …. Setiap hari kira-kira berapa kali Oom membuat lelucon?
Oom-oom: Nggak tentu. Lelucon itu spontan loh. Kalo nggak spontan nggak lucu. Kayak yang ada di TV itu loh. U-huy.
MBDC: … Yang ada di TV? Oh maksud Oom yang acara TV Spontan itu? Acaranya udah nggak tayang lagi, Oom.
Oom-oom: Tapi tetap lucu kan? Minimal dulu bikin kamu ketawa.
MBDC: I… iya sih, Oom. Ngomong-ngomong, menurut Oom, kapan sih saat yang tepat membuat lelucon?
Oom-oom: Sebenarnya sih Oom biasanya membuat lelucon untuk mencairkan suasana. (kemudian wajahnya berubah jadi serius – red). Lelucon itu kan memang tujuannya membuat orang tertawa, dan tertawa itu membuat suasana menjadi cair. Jadi Oom biasanya melucu kalau ada suasana yang agak-agak tegang gitu. Atau kalau melihat orang bosan, atau bete. Kadang juga kalau berjumpa orang yang belum pernah kenal atau belum akrab, dengan tertawa bersama biasanya kita menjadi lebih akrab. Oom melucu untuk membuat suasana menjadi lebih menyenangkan.
MBDC: Mulia sekali niat Oom. Siapa yang biasanya menjadi korban, eh maksud saya, orang-orang yang Oom bagikan lelucon?
Oom-oom: Siapa saja yang ingin Oom senangkan hatinya. Tapi lebih sering sih naluri lawak Oom muncul kalau melihat orang yang lagi tegang gitu. Misalnya pacarnya anak Oom, suka dateng ke rumah tapi mukanya segan-segan gitu. Ya udah, Oom ngelawak aja biar dia jadi lebih santai. Atau mbak-mbak yang jaga toko tapi kelihatan bosan gitu, kasihan kan, mungkin dia jaga toko seharian lalu bosan. Ya udah, Oom kasih hiburan.
MBDC: Menurut Oom, lelucon yang baik dan benar itu yang seperti apa sih, Oom?
Oom-oom: Sebenarnya lelucon yang baik itu adalah… (kemudian dia terdiam cukup lama – red), lelucon yang baik adalah lelucon yang tidak menyinggung golongan-golongan tertentu. Memang sih kadang-kadang lucu juga kalau kita ngeledekin suku atau ras tertentu, tapi kadang ada beberapa pihak yang bisa tersinggung karenanya. Jadi kalau buat Oom pribadi sih lelucon yang baik adalah lelucon yang netral, tapi tetap bisa bikin ketawa. Lelucon yang nggak menyinggung siapa-siapa, contohnya ya semua lelucon tentang pasien rumah sakit jiwa.
MBDC: Lelucon tentang pasien rumah sakit jiwa?
Oom-oom: Iya, kan gak menyinggung siapa-siapa. Kalau kamu tersinggung ya berarti kamu gila. Hahahahahaha….
MBDC: …. Baiklah Oom, akan saya ingat. Yang terakhir nih Oom, apa lelucon paling lucu yang Oom dengar hari ini?
Oom-oom: Sebenernya bukan baru dengar hari ini. Tapi kebetulan lelucon ini berhasil bikin anak Oom tertawa terbahak-bahak kemarin sore. Cerita tentang kemiripan tikus dengan manusia.
MBDC: Gimana tuh Oom?
Oom-oom: Jadi, sebenarnya tikus itu punya kesamaan dengan manusia. Suatu hari ada anak tikus melihat kelelawar yang lewat. Dia pun bertanya pada ibu tikus "Mamah, itu siapa ya? Kok wajahnya mirip dengan kita? Kata Ibu tikus "Yang mana, nak?". "Yang itu mah, yang baru saja terbang lewat di atas kepala kita." Ibu tikus pun menjawab: "Oh yang itu? Masa kamu gak kenal sih? Dia itu kan Oom kamu yang kerja di penerbangan." HAHAHAHAHAHA…
MBDC: …. Hah?
Oom-oom: (masih tertawa – red) …ternyata sama seperti manusia, tikus juga punya oom yang kerja di penerbangan. Si kelelawar! Hahahahaha…
MBDC: … ahaha…Iya juga ya, Oom…Anu, terakhir nih Oom. Ada pesan-pesan gak buat pembaca MBDC?
Oom-oom: Oom mau kasih pantun aja deh, boleh nggak?
MBDC: Boleh, Oom…
Oom-oom: Pergi kondangan pake kebaya, indahnya pergi berdua…Hari gini bukan zaman Siti Nurbaya, bebas memilih tapi tetap harus restu orang tua! Setujuuu?
MBDC: Iya Oom, setuju. Makasih ya Oom sudah mau diwawancara.
Oom-oom: Sama-sama, semoga membawa barokah ya. Amin.
Yah, demikianlah wawancara MBDC dengan seorang oom-oom pembuat lelucon khas oom-oom. Mudah-mudahan membawa inspirasi buat kamu semua.
No comments:
Post a Comment