Untuk menekan jumlah pekerja seks komersial (PSK), Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim membentuk Ikatan Dai Area Lokalisasi (IDIAL). Para dai khusus inilah yang ditugasi memberikan pencerahan dan siraman rohani kepada puluhan ribu PSK yang menghuni puluhan lokalisasi di Surabaya dan daerah lain di Jatim.
Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Bukhori mengatakan, para dai yang tergabung dalam IDIAL rutin menggelar pengajian setiap bulan sekali di lokalisasi. Program itu hasil kerja sama dengan Pemprov Jatim, melalui beberapa SKPD, yakni Dinas Sosial, Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra), dan Biro Administrasi Kemasyarakatan (Kesmas) Setdaprov. “Hasilnya ternyata cukup efektif untuk memberi penyadaran terhadap mereka,” ujarnya, Senin (19/9).
Saat ini, sudah terkumpul 50 orang dai spesialis PSK. kata Abdusshomad.
Sebelum turun ke lokalisasi, mereka diberi pelatihan khusus. Agar strategi dakwahnya efektif menyadarkan PSK dan germo, para dai lebih banyak menyampaikan materi pengajian dan mauidhotul hasanah atau siraman rohani terkait masalah-masalah azab, siksa kubur, dan sanksi bagi mereka yang ingkar serta lalai menjalankan syariat agama sebagaimana dalam kitab suci Alquran dan Hadis. ”Penekanan pada materi-materi yang serem tersebut agar mereka bertobat,” tegas Abdusshomad.
Terobosan itu ternyata berbuah manis. Hal ini terlihat dari banyaknya PSK yang insyaf di lokalisasi Dupak Bangunsari, yang dijadikan pilot project pengentasan PSK oleh Pemprov Jatim.
Sebelum program itu digulirkan, terdapat sekitar 232 PSK dan puluhan mucikari di Bangunsari. Tapi setelah beberapa kali pengajian, ada sekitar 35 orang PSK yang insyaf serta mau pulang ke kampung halaman masing-masing.
“Dengan keberhasilan tersebut, kita harapkan yang lain juga bisa menyusul. Dengan begitu, mereka dapat kembali seperti wanita pada umumnya dan bekerja mencari uang dengan cara yang halal,” tukasnya.
Meski saat ini masih menyasar lokalisasi Dupak Bangunsari, ke depan enam lokalisasi lain di Surabaya juga akan dibina. Mulai lokalisasi Tambak Asri, Sememi, Klakah Rejo, Jarak, hingga lokalisasi Dolly.
Selain Surabaya, para dai juga akan dikirim untuk berdakwah ke lokalisasi di daerah lain di Jatim. Untuk ini, pihak MUI Jatim akan bekerjasama dengan MUI di Kabupaten/Kota.
Kepala Biro Kesra Setdaprov Bawon Adi Yithoni menambahkan, pemulangan 35 orang PSK lokalisasi Dupak Bangunsari yang insyaf setelah mendapat pembinaan mental dari tokoh masyarakat dan tokoh agama dilakukan pada 25 Agustus 2011, dari Balai RW IV Kelurahan Dupak, Kecamatan Krembangan.
Dari jumlah itu, 20 orang merupakan PSK nonproduktif, sedangkan 15 sisanya usia produktif. ”Tapi sekarang yang dipulangkan jumlahnya bertambah sembilan menjadi total 44 orang,” terangnya.
Sebelum dipulangkan ke kampung halamannya, para PSK diberi pelatihan oleh Pemprov sesuai dengan kemampuan masing-masing. Yang pandai menjahit diasah kemampuan menjahitnya, demikian juga yang bakat berjualan pracangan. Berbekal skill itu, PSK yang produktif diberi bantuan Rp 3,5 juta untuk modal usaha di tempat asal. Sedangkan yang nonproduktif diberi santunan.
Bawon menjelaskan, setelah 44 PSK, giliran PSK lainnya di lokalisasi Dupak Bangunsari yang akan dipulangkan ke daerah masing-masing secara bertahap. Untuk itu pihaknya sudah mengajukan anggaran di perubahan APBD. ”Kita berharap 60 orang PSK lagi bisa kita pulangkan dan disadarkan,” imbuhnya.
No comments:
Post a Comment