Lima orang wartawan yang menjadi korban dalam bentrokan yang terjadi pada Senin (19/9) lalu, melaporkan pihak SMAN 6 Jakarta kepada Polres Jakarta Selatan. Pihak SMAN 6 Jakarta pun tidak mau kalah karena rencananya mereka akan melaporkan balik kelompok wartawan pada Selasa (20/9).
Polisi berusaha melerai pelajar SMA 6, saat terjadi rusuh dengan wartawan di depan Gedung SMA 6 Jakarta |
"Laporannya diwakili oleh guru. Mereka akan membuat laporan resmi," kata Kapolres Jaksel, Kombes Imam Sugianto.
Imam menambahkan pihak sekolah akan melaporkan dugaan pemukulan siswa SMA N 6 Jakarta oleh wartawan dalam demonstrasi yang berakhir ricuh di depan sekolah tersebut. Pihak sekolah juga telah mengidentifikasi korban luka-luka dari siswa sebanyak tujuh orang akibat bentrokan itu.
Ia berjanji pihaknya akan bertindak secara proporsional dalam menangani kasus bentrokan antara pelajar dengan wartawan ini. Pihaknya juga akan mengusut kasus kericuhan itu tanpa pilih kasih dengan tim khusus yang dibentuknya.
"Siapapun yang salah melanggar hukum, kita akan tindak," jelasnya.
Korban dari kelompok wartawan sendiri lebih dari lima orang. Namun, dari kelompok wartawan hanya dilaporkan dengan lima korban yang menderita luka-luka cukup serius. Sedangkan, korban lainnya menderita luka lebam dan shock.
Sebelumnya, sejumlah wartawan mendatangi SMA Negeri 6 Jakarta untuk memprotes aksi anarkistis yang diduga dilakukan oleh 20 pelajar sekolah tersebut terhadap juru kamera Trans 7. Mereka menuntut agar ke-20 pelajar dan pihak sekolah tersebut meminta maaf kepada wartawan atas tindakan pengeroyokan yang dilakukan pada Jumat (16/9) malam.
Namun di tengah-tengah aksi tersebut, terjadi dua kali bentrokan yaitu pada pukul 11.30 WIB dan pukul 14.30 WIB. Pada bentrokan terakhir, kelompok wartawan yang saat itu berjumlah sekitar 20 orang dikepung siswa SMAN 6 Jakarta yang berjumlah lebih dari 300 orang. Selain korban luka, mobil dan motor wartawan dirusak. Itu termasuk motor dari tukang ojek yang kerap mencari penumpang di sekitar Jalan Mahakam dan Bulungan.
No comments:
Post a Comment