Lintaskoran - Richard Thrimmer dan Nancy Hoke membuktikan janji setia sehidup semati yang mereka ucap saat pernikahan suci, pada 1951. Hidup bersama selama 61 tahun, Richard menghembuskan napas terakhir, beberapa jam setelah kepergian Nancy.
Nancy meninggal saat tengah tidur pulas di kediamannya. Sedangkan Richard, yang tengah menjalani perawatan kanker paru-paru, meninggal di rumah sakit, sekitar 12 jam kemudian.
"Morbiditas dan angka kematian pasien geriatri (pasien lanjut usia) meningkat, terutama mereka yang mengalami depresi atau sedang berduka," kata Dr Richard Kaplan, seorang psikiater di North Shore Long Island Jewish Hospital, kepada ABC News.
Kejadian ini mungkin memperkuat studi yang dirilis American Heart Association bulan lalu, bahwa risiko serangan jantung meningkat 21 kali dalam 24 jam pertama setelah kematian orang tercinta.
Pada Mei 2007, studi University of Glasgow juga mengungkap bahwa mereka yang sedang berduka memiliki risiko kematian lebih tinggi dibandingkan mereka yang tak berduka. Berdasar studi terhadap 4.395 pasangan menikah usia 45-64 tahun, risiko kematian meningkat 30 persen dalam enam bulan usai kematian pasangan.
Beragam studi itu tidak dalam rangka menebar takut. Namun, menjadi landasan bagi pekerja medis untuk mengembangkan penanganan depresi dalam masa berkabung.
Setia Sampai Mati
Terlepas paparan medis, kisah haru juga menyalut kematian pasangan Norma dan Gordon Yeager. Setelah 72 tahun membangun hubungan rumah tangga harmonis, mereka menghembuskan napas pada hari yang sama, Oktober tahun lalu.
Keduanya terlibat dalam sebuah kecelakaan fatal. Dengan kondisi tangan masih saling berpegangan, mereka dilarikan ke unit gawat darurat di sebuah rumah sakit di Amerika Serikat.
Masih memegang tangan Norma, Gordon akhirnya menyerah. Meski tak lagi bernapas, layar monitor masih memperlihatkan grafik kerja jantung Gordon. "Karena mereka berpegangan tangan, debar jantung pasangannya masih terekam di monitor," kata seorang perawat, melihat sejumlah keluarga bingung melihat kejadian itu.
Tepat satu jam kemudian, Norma pun menyerah. Kedua monitor yang merekam irama jantung mereka pun tak lagi menunjukkan grafik detak. "Pasangan ini saling mencintai begitu dalam, sehingga seolah mereka tak ingin terpisah," kata Donna Sheets, putri tertua mereka.
Keluarga sangat terharu melihat kesetiaan pasangan itu. Mereka memutuskan tak melepas pegangan tangan pasangan itu selamanya. Jasad Norma dan Gordon ditempatkan dalam satu peti yang sengaja dipesan khusus, sehingga pegangan tangan tak lepas. Setelah kremasi, abu jenazah mereka juga dicampur sebagai simbol cinta abadi.
[kosmo.vivanews.com]
No comments:
Post a Comment