London – Banyak misteri menyelimuti manusia, termasuk emosi. Sesaat, orang bisa tampak tenang dan percaya diri namun saat menghadapi kenyataan, ia bisa berubah drastis. Mengapa?
Para psikolog berhasil memahami mengapa orang cenderung mengalami hal semacam ini dan mengungkap cara menghindarinya. Saat orang 'mendaftar' sesuatu, orang tak merasakan emosi yang dirasakan seperti saat-saat krusial yang kemudian membuat orang mengambil keputusan yang akhirnya disesalinya.
Hal ini dikarenakan adanya 'jarak empati' yang membuat orang tak mampu membayangkan akan seperti apa jika mengalami kegagalan. Keberanian yang dimiliki orang hanya sekadar ilusi yang kemudian hancur saat emosi nyata datang seperti dikutip DM.
"Orang seing menghadapi situasi memalikan dalam kehidupan sehari-harinya dan ilusi keberanian cenderung membuat kita terkena risiko itu. Saat momen kebenaran tiba, kita selalu berharap tak pernah melakukan keputusan yang dilakukan saat itu," kata George Loewenstein dari Dietrich College of Humanities and Social Sciences.
Menurut ilmuwan ini, manusia bisa menggunakan pengetahuan ini agar tak tampak bodoh. "Mengetahui hal ini, kita akan memilih lebih waspada atau menggunakan ilusi keberanian untuk membantu kita mengatasi risiko yang kita anggap pantas serta membuat kita mengetahui sepenuhnya kita akan menyesali keputusan itu nantinya," katanya. [vin]
sumber: inilah.com
No comments:
Post a Comment