Menjelang pergantian tahun baru tadi malam, beberapa apotek di Kota Pontianak mengalami peningkatan omzet. Terutama terhadap penjualan alat kontrasepsi jenis kondom. Dari pantauan Pontianak Post (Group JPNN) di beberapa titik wilayah setempat, kondisi ini terjadi seiring dengan malam pergantian tahun baru. Entah ada hubungannya atau tidak, tapi peningkatan penjualan itu diakui beberapa apotek di kota Pontianak, semakin meningkat di akhir tahun.
Seperti dituturkan Dedi, menjadi rutin tiap tahun kondom dilirik banyak kalangan pada malam pergantian tahun. Mulai anak muda hingga orang tua. Mereka membeli alat kontrsepsi tersebut. "Semua tergantung selera pembeli," kata penjaga apotek di Jalan Sungai Raya Dalam, Kabupaten Kubu Raya ini, Jumat (30/12).
Saat ditemui, ia mengungkap setidaknya telah dua kotak kondom terjual dari apotek yang dijaganya. Dengan lugas Dedi menjelaskan pada malam yang menyangkut perayaannya melibatkan anak muda, kondom pasti jadi pasokan paling diminati. "Ini sudah jadi hal yang lumrah," paparnya.
Dia menambahkan, lonjakan permintaan kondom terjadi pada kisaran sore. Pada tempat terpisah, Dewi menuturkan hal serupa dengan Dedi. Perempuan muda ini mengisahkan sudah hal biasa, kondom laku keras saat malam tahun baru maupun valentine. Apotek yang Dewi jaga sendiri menyediakan banyak ragam jenis kondom. "Kondom ini di jual perkotak," kata Dewi. Mulai harga Rp7.500 hingga Rp11.000. Harga tersebut tergantung jenis merek dan isi kondom dalam tiap kotak. Karena, kata Dewi, isi kondom dalam tiap kotak berbeda. Standar maksimalnya dua belas kondom isi setiap kotaknya.
Hendrik pun mengisahkan hal sama. Pria yang setiap hari menjaga apotek dibilangan jalan Adi Sucipto ini mengungkapkan belasan kotak kondom terjual di malam valentine. Beda jauh dengan hari biasa. "Mayoritas anak muda yang beli," tuturnya. Ceritanya, pembeli kondom tidak sebatas pria saja. Karena, cewek juga biasa beli kondom di apotek yang Hendrik jaga. "Sudah lumrah. Itu biasa," kata dia. Permintaan kondom, kata Hendrik, mulai dari sore hingga malam.
Jody (bukan nama sebenarnya) salah satu pembeli kondom merek terkenal mengatakan alat kontrasespsi tersebut dipakai untuk pesta. "Kan malam Valentine," katanya. "Biar aman," tambah pemuda yang mengaku selalu beli kondom di apotek ini.
Menurut Apoteker Rumah Sakit Kharitas Bhakti Drs Sofyan Arsie menjelang Tahun Baru penjualan kondom meningkat hingga 20 persen. Tidak hanya itu, beberapa produk obat dan seperangkat alat suntik lainnya juga laku keras. "Untuk alat suntik dan obat, kami jual berdasar resep dokter," jelanya.
Dia mengatakan, untuk penjualan alat kontrasepsi jenis kondom memang tidak harus menggunakan resep dokter. Kendati demikian, tidak dijual bebas kepada semua umur. "Harus 18 tahun ke atas," pungkasnya.
Terpisah, anggota DPRD Kalimantan Barat Ali Akbar mengingatkan agar malam Tahun Baru tidak dijadikan sebagai ajang maksiat. Hal ini disampaikan sebagai bentuk keprihatinan atas kebiasaan negatif sebagian warga dalam merayakan tahun baru. Momen pergantian tahun sering dimanfaatkan untuk mabuk-mabukan, praktik seks bebas dan kebut-kebutan di jalan raya.
"Malam Tahun Baru jangan dekatkan diri dengan maksiat," kata politisi PPP itu. Menurutnya, sudah bukan rahasia bahwa pergantian tahun sering memakan korban, baik korban seks bebas hingga korban nyawa akibat kebut-kebutan di jalan karena pengaruh alkohol. "Sebaiknya rayakan malam Tahun Baru dengan doa agar Indonesia bebas dari krisis di tahun 2012," pesannya.
Sebelumnya, Front Pembela Islam (FPI) Kalbar juga menyeru kepada masyarakat, khususnya umat muslim agar tidak ikut-ikutan dalam euforia pesta Tahun Baru Masehi. Apalagi jika sampai terjerumus ke dalam perbuatan maksiat. Ketua Dewan Syura DPD FPI Kalbar Ustaz Syahrani mengatakan, selama ini sebagian umat muslim Kalbar selalu terjebak untuk ikut-ikutan. "Padahal, Pesta Tahun Baru itu bukanlah budaya Islam," katanya.
sumber: http://www.unikaja.com